

Semilir angin sepoi-sepoi mengiringi langkah Tim Hoshizora Foundation menuju rumah Adik Nurul…
baca selengkapnya Donasi Sekarang

Anas, sosok Adik Bintang yang berasal dari Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, meniti hari-ha…
baca selengkapnya Donasi Sekarang

Semilir angin sepoi-sepoi mengiringi langkah Tim Hoshizora Foundation menuju rumah Adik Nurul…
baca selengkapnya Donasi Sekarang

Semilir angin sepoi-sepoi mengiringi langkah Tim Hoshizora Foundation menuju rumah Adik Nurul…
baca selengkapnya Donasi Sekarang
Adik Bintang Nurul

Semilir angin sepoi-sepoi mengiringi langkah Tim Hoshizora Foundation menuju rumah Adik Nurul. Dari pintu rumahnya, senyum ceria Nurul menyambut kedatangan kami bagaikan mentari pagi yang menghangatkan hati. Di balik senyuman itu, tersimpan sebuah kisah tentang perjuangan seorang gadis yang gigih meraih mimpi di tengah keterbatasan.
Nurul, gadis manis kelas 12 SMA, menapaki tahun terakhirnya di sekolah dengan kesibukan ujian dan persiapan masa depan. Di tengah kesibukannya, ia memendam mimpi besar untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Walaupun ia tahu biaya kuliah tak murah, namun semangatnya bagaikan bintang yang tak henti menerangi langit malam.
Ada alasan dibalik mimpi Nurul ingin sekolah tinggi, yaitu memiliki masa depan yang lebih baik. Hal ini tak lepas dari kisah keluarganya. Ayahnya pergi sejak Nurul kecil, sehingga ia dan kakak-adiknya harus tumbuh menjadi anak yang mandiri. Kemandirian ini terpaksa diasah sedari dini untuk meringankan beban sang ibu yang harus menanggung nafkah keluarga. Ibu bekerja keras sebagai asisten rumah tangga dan hanya bisa pulang ke rumah di akhir pekan, serta kedua kakaknya kerja hingga malam. Sehingga, Nurul bertanggung jawab mengurus rumah dan adiknya.
Ada alasan dibalik mimpi Nurul ingin sekolah tinggi, yaitu memiliki masa depan yang lebih baik. Hal ini tak lepas dari kisah keluarganya. Ayahnya pergi sejak Nurul kecil, sehingga ia dan kakak-adiknya harus tumbuh menjadi anak yang mandiri. Kemandirian ini terpaksa diasah sedari dini untuk meringankan beban sang ibu yang harus menanggung nafkah keluarga. Ibu bekerja keras sebagai asisten rumah tangga dan hanya bisa pulang ke rumah di akhir pekan, serta kedua kakaknya kerja hingga malam. Sehingga, Nurul bertanggung jawab mengurus rumah dan adiknya.


Impian Adik Bintang Nurul
Namun, ia tak pernah patah semangat. Bagaikan bunga yang mekar di tengah badai, Nurul terus berjuang meraih mimpi. Dulu, ia sempat bercita-cita menjadi pelatih basket, terinspirasi dari kecintaannya pada olahraga tersebut. Seiring berjalannya waktu, ketertarikannya pada budaya K-Pop membuka impian baru dalam hidupnya. Ia pun mulai bercita-cita untuk menempuh pendidikan di program studi Bahasa dan Kebudayaan Korea di Universitas Gadjah Mada.
"Sehabis lulus, aku mau mencoba mendaftar kuliah Bahasa dan Kebudayaan Korea karena aku suka dengan segala hal yang berhubungan dengan Korea," ujar Nurul dengan penuh semangat, bagaikan melodi indah yang mengalun di telinga.
Takdir pun menyertai impiannya. Komunitas K-pop penggemar grup boyband NCT, yaitu NCTzen Indonesia, melakukan penggalangan dana melalui KitaBisa untuk mendukung pendidikan Adik Bintang. Nurul terpilih menjadi salah satu penerima manfaat tersebut.
Ketika mengetahui bahwa Kakak Bintang (sebutan untuk pemberi beasiswa) dirinya adalah NCTzen Indonesia, Nurul terharu, karena ia juga seorang NCTzen. Siapa sangka, ia didukung oleh kakak-kakak baik yang memiliki minat dan kesukaan yang sama dengannya. Perjalanan pendidikannya pun menjadi lebih indah dan bermakna.
Cerita Nurul adalah satu dari ribuan Adik Bintang di Hoshizora Foundation yang terbantu berkat penggalangan dana para Kakak Baik di KitaBisa. Kalian juga bisa melakukan aksi yang sama untuk lebih banyak Adik Bintang dapat terus melangkah maju dalam mencapai cita-citanya. Setiap rupiah yang kalian donasikan akan mengantarkan mereka menuju gerbang kesuksesan.
Mulai berdonasi dengan klik tombol di bawah ini!

Adik Bintang Anas

Cerita Adik Bintang Anas Menggapai Mimpi
Kini, di ambang pintu kelulusan SMK, Anas melangkah dengan kondisi mata yang terbatasi melihat indahnya warna dunia. Anas didiagnosis menderita buta mata parsial. Awalnya, Anas memiliki impian untuk mengejar sebuah jurusan, namun kenyataan ini mengharuskannya merelakan impian tersebut. Dalam keterbatasan ini, Anas memilih jurusan pengelasan, suatu pilihan yang mungkin tidak sejalan dengan minatnya, namun ia berusaha menemukan keindahan di dalamnya.