Hoshizora Foundation Bekali Mentor Untuk Adik Bintang Melalui Kelas Design Thinking

design thinking

Yogyakarta – Pada pekan lalu, Hoshizora Foundation mengadakan kelas design thinking khusus untuk para Kakak Mentor program kegiatan pendampingan Adik Bintang (sebutan untuk penerima beasiswa) jenjang kelas 10 SMA. Kelas ini diadakan secara daring dan diikuti oleh 4 Kakak Mentor yang terpilih menjadi mentor di program mentoring Adik Bintang. Secara spesial, Hoshizora mengundang Ivan Ahda, social innovator & CEO Maxima Impact Consulting untuk menjadi pemateri di kelas virtual yang berlangsung dengan interaktif dan mendalam untuk membahas mengenai cara meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kesadaran sosial bagi anak remaja melalui tool design thinking

Pentingnya Mengaplikasikan Design Thinking Dalam Program Mentoring 

Usia remaja merupakan fase pertumbuhan yang tidak kalah penting bagi seorang anak. Fase yang sering disebut sebagai masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa ini membutuhkan lebih banyak bimbingan untuk kehidupan sosial yang mereka jalani. Pasalnya, fase ini bisa menjadi penentu dalam membentuk kepribadian individu mereka saat dewasa. Selain dari orang tua dan guru, bimbingan tambahan dari figur yang relevan akan sangat membantu mereka dalam menentukan langkah untuk menggapai cita-citanya. Salah satunya ialah melalui pendampingan oleh seorang mentor. 

Dalam proses pembelajaran membentuk kepribadian remaja, seorang mentor yang melakukan pendampingan diharuskan untuk memiliki pemahaman mengenai konsep design thinking. Design thinking ini menjadi tool pemecahan masalah yang dapat diajarkan oleh kakak mentor kepada adik mentee (Adik Bintang) dalam menyelesaikan masalah-masalah kompleks sosial dalam kehidupan sehari-hari. Konsep design thinking akan membantu seorang mentor untuk menelusuri pendekatan terbaik dalam melakukan kelas mentoring, yang mana tujuannya adalah untuk mengasah kemampuan berpikir kritis (critical thinking) dan kesadaran sosial (social awareness). Namun, adanya kesenjangan pengetahuan antara mentor dan mentee dalam penerapan design thinking menjadi penghambat dalam menghasilkan kualitas kelas mentoring yang efektif. Kesenjangan pengetahuan mentor dengan pengalaman jam terbang yang tinggi, menghasilkan tantangan tersendiri bagi mentor dalam kelas mentoring untuk membagikan pengetahuannya kepada mentee. 

Oleh karena itu, Hoshizora Foundation memberikan kelas pembekalan design thinking kepada mentor pilihan sebagai upaya untuk mengkorelasikan materi di dalam modul ajar (panduan pembelajaran untuk pengajar) dengan implementasinya saat mentoring. Para mentor ini nantinya akan mendampingi mentee yang merupakan Adik Bintang jenjang SMA kelas X pada program bernama Virtual Mentorship: Obrolan Pulang Sekolah “Ready for Being a Youth Changemaker”. Harapannya, para mentor dapat memiliki pemahaman yang mumpuni mengenai konsep design thinking sebelum menerapkannya ke dalam kelas mentoring kepada Adik Bintang mentee . 

Belajar Memperdalam Pengetahuan Design Thinking Langsung Dari Ahlinya 

Kegiatan ini dilaksanakan dengan menghadirkan Ivan Ahda, yang merupakan social innovator dan juga CEO dari Maxima Impact Consulting sebagai pengisi kelas design thinking. Dalam kelas yang diadakan, narasumber yang akrab dipanggil Mas Ivan ini menyampaikan materi mengenai design thinking beserta langkah-langkah penerapannya. Tentunya, pengaplikasian materi tersebut harapannya bisa disesuaikan kembali oleh para mentor dengan kebutuhan Adik Bintang dalam program mentoring. 

“Dalam konteks umum, design thinking merupakan problem solving tools. Bagaimana caranya kita menggunakannya  untuk menyelesaikan masalah. Maka para mentor dapat menyampaikan kepada para mentee bahwa, hidup ini berisi kumpulan langkah dalam menyelesaikan masalah dan mengambil keputusan setiap harinya. Oleh karena itu, semoga kelas mentoring ini bisa membantu adik adik untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi,” ujar Mas Ivan dalam sesi pembukaan materi kelas design thinking. 

Kelas dimulai dengan mengajak para mentor untuk menguraikan pemahaman masing-masing mengenai design thinking, untuk mengantarkan mentor ke dalam pemahaman yang lebih luas terkait design thinking itu sendiri. Kelas kemudian dilanjutkan dengan penjelasan mengenai langkah-langkah dalam mengimplementasikan design thinking. Di kesempatan ini, Mas Ivan memaparkan tahapan dalam menerapkan konsep design thinking untuk membuat inovasi dalam memecahkan masalah sosial. Tahapan tersebut terdiri dari: empathize (menanamkan empati dengan memahami situasi dan kondisi yang dialami oleh orang lain), define (proses mendefinisikan permasalahan), ideate (proses mengumpulkan ide yang bisa menjadi solusi terbaik) dan prototype (membuat representasi visual dari solusi). Adapun untuk tahapan test, hal ini tidak disampaikan dalam sesi pembekalan dikarenakan adanya penyesuaian modul pembelajaran. 

Setelah pemaparan panjang materi dan sesi sharing dilakukan, kelas ditutup dengan sesi tanya jawab oleh para mentor dan pemateri. “Terima kasih kepada Mas Ivan dan tim Hoshizora yang sudah menginisiasi kelas ini. Sangat membantu banget untuk mempersiapkan kelas mentoring agar tidak sepenuhnya mengandalkan modul ajar. Melalui kelas ini juga saya menjadi terpacu untuk mempersiapkan kelas dengan cara terbaik di setiap sesi mentoring,” ujar Panca, salah satu Kakak Mentor. 

Kelas ini dirancang dalam rangka menyiapkan mentor terbaik yang memiliki pengetahuan mumpuni untuk mendorong Adik Bintang dapat berpikir kritis melalui kepedulian akan masalah sosial dalam sesi mentoring. Melalui kelas design thinking, para mentor bisa mempelajari langkah-langkah dan kiat sukses menjalankan kelas mentoring dengan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami untuk Adik Bintang mentee. Dengan begitu, sesi mentoring yang dijalankan menjadi lebih efektif. Ketika sesi mentoring berjalan efektif, maka profil Adik Bintang mentee yang berkualitas juga akan tercipta. 

Di masa mendatang, Hoshizora Foundation akan terus berupaya dalam menciptakan ekosistem pendidikan yang sehat dan berkualitas melalui berbagai pendekatan demi mendukung perkembangan anak Indonesia, salah satunya melalui kelas-kelas mentoring dan pengembangan kapasitas diri seperti ini. 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *