Yogyakarta – Minggu 25 Agustus 2024, Hoshizora Foundation menggelar kelas terakhir dari rangkaian kegiatan Hoshizora Forum ke-22. Forum yang dilaksanakan secara daring ini menghadirkan 185 Adik Bintang (sebutan untuk penerima beasiswa di Hoshizora Foundation) jenjang kelas IX SMP dari berbagai wilayah Indonesia. Dengan tema “Navigating your High School Journey with Confidence”, kelas ini membahas materi tentang proses resiliensi yang bisa diterapkan oleh Adik Bintang di kehidupan sekolah menengah atas. Hadir Maulida Amalia Pramesti, seorang psikolog klinis dan Co-founder dari Sarasih.id sebagai pembicara yang mengajak Adik Bintang dalam 2 sesi , yaitu sharing session dan diakhiri dengan sesi latihan.
Hoshizora Forum adalah salah satu sarana pembelajaran untuk Adik Bintang yang diselenggarakan secara tahunan oleh Hoshizora Foundation. Acara ini terdiri dari serangkaian kegiatan pengembangan kapasitas dan pendampingan yang disesuaikan dengan jenjang kelas akademik. Untuk Hoshizora Forum kelas IX kali ini, tema yang diangkat adalah “Navigating Your High School Journey with Confidence!”. Tema ini dipilih untuk mencerminkan nilai-nilai yang ingin dicapai, yakni “Dream big, Resilience, and Care for Others,”. Dari nilai-nilai tersebut, kompetensi yang ingin dikembangkan dalam kelas ini yaitu daya tahan, kemampuan beradaptasi dan kelincahan. Dengan fokus pada kompetensi tersebut, diharapkan Adik Bintang dapat meningkatkan kemampuan beradaptasinya dan memiliki ketahanan dalam menghadapi tantangan di kehidupan sekolah.
Pentingnya Memiliki Kemampuan Beradaptasi Sejak Dini Dalam Menjalankan Kehidupan Sekolah
Kehidupan sosial di sekolah merupakan sebuah simulasi kehidupan sosial di masyarakat dalam skala kecil. Namun sebelum itu, untuk berhasil menjalankan keduanya, tetap membutuhkan kemampuan untuk beradaptasi dan bertahan hidup sejak dini guna mempersiapkan dan membentuk mental anak-anak yang kuat. Hal ini dilakukan karena perkembangan dunia yang semakin masif, membuat pergaulan di kalangan anak-anak sekolah juga mengalami perubahan bentuk. Sehingga, hal tersebut membuat anak-anak harus pandai-pandai dalam menyesuaikan diri di lingkungannya dengan baik, terutama ketika masa peralihan jenjang sekolah tiba. Contohnya, ketika masa peralihan jenjang sekolah dari Sekolah Menengah Pertama (SMP) ke jenjang menengah akhir (SMA). Karena SMA menjadi jenjang wajib pendidikan terakhir, anak-anak cenderung merasa gugup dan takut dalam menghadapinya.
Fokus kompetensi adaptability dan agility di Hoshizora Forum untuk siswa kelas IX dirancang untuk memberikan Adik Bintang keterampilan beradaptasi pada lingkungan baru dan mampu mengidentifikasi tantangan yang akan dihadapi baik dalam jangka pendek atau jangka panjang. Keterampilan ini diharapkan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari terutama dalam menjalankan kehidupan sekolah pada masa peralihan jenjang. Kelas ini diadakan dengan konsep penyampaian materi, latihan, dan diskusi bersama Adik Bintang, sehingga mereka dapat memahami materi dan langsung mempraktikkannya.
Adik Bintang Belajar Tentang Resiliensi dan Kiat Menghadapi Tantangan di Lingkungan Sekolah Melalui Hoshizora Forum
Kelas dipantik dengan mengajak Adik Bintang berdiskusi mengenai hal-hal yang mempengaruhi prestasi akademik di sekolah oleh narasumber, Maulida Nur Amaliyati atau Kak Maulida. Dari faktor-faktor yang diungkapkan oleh Adik Bintang tersebut, Kak Maulida mulai menyampaikan materi mengenai pengertian terkait resiliensi dan pentingnya memiliki keterampilan resiliensi untuk menghadapi masalah dan kesulitan. Adik Bintang dibantu untuk memahami bagaimana cara menerima dan menghadapi tantangan hidup serta menyikapinya tanpa harus merasa tertekan di kemudian hari. Dengan demikian, Adik Bintang dapat bangkit dengan mudah dari kondisi sulit yang dihadapi. Dari materi yang disampaikan, Kak Maulida juga menguraikan faktor utama yang mempengaruhi pembentukan resiliensi bagi seseorang. Kedua faktor tersebut yakni, dukungan sosial dan kekuatan dari dalam diri.
Selama kegiatan berlangsung, antusiasme Adik Bintang dapat terlihat dari awal kegiatan hingga akhir. Di antara rangkaian kelas yang dilakukan, sesi paling menarik terletak pada saat mini resilience game di tengah sesi penyampaian materi untuk menguji pemahaman awal Adik Bintang mengenai resiliensi. Adik Bintang diajak untuk memberikan reaksi pada beberapa pertanyaan mengenai resiliensi.
Pada sesi ini, Adik Bintang juga diajak untuk mengerjakan sebuah lembar kerja melalui model studi kasus yang diberikan oleh narasumber. Adik Bintang diminta untuk mengidentifikasi masalah serta menguraikan bagaimana cara yang bijak dalam menghadapi situasi saat permasalahan tersebut terjadi. Semakin seru ketika salah satu Adik Bintang, yaitu Adik Isna membagikan uraian mengenai cara yang bijak dalam menghadapi tantangan. Menurutnya, tantangan tersebut dapat dihadapi dengan pikiran yang optimis dan meminta dukungan kepada keluarga sebagai orang terdekat.
Kelas semakin menyenangkan saat memasuki sesi ice breaking tiba. Dalam sesi ini, Adik Bintang diajak untuk mengistirahatkan pikiran melalui sebuah permainan teka-teki. Tanpa menghilangkan esensi materi, permainan yang dimainkan seputar tantangan dalam menyelesaikan masalah sederhana. Harapannya, hal ini juga dapat melatih kemampuan Adik Bintang dalam berpikir rasional dan bijak dalam memilih pilihan untuk menyelesaikan permasalahan.
Kelas diakhiri dengan uraian tips dari narasumber untuk membentuk diri yang lebih resiliens dan dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. “Di kehidupan ini, penting bagi individu untuk punya rasa tanggung jawab guna menghadapi masalah-masalah yang sedang dihadapi. Rasa tanggung jawab itu merupakan kekuatan diri yang pada dasarnya dimiliki oleh setiap individu. Kekuatan diri itu ternyata salah satu pilar dari kemampuan resiliensi yang penting untuk dikembangkan. Melalui resiliensi, individu akan mampu bangkit dari kondisi-kondisi yang sulit,” pesan Kak Maulida menutup sesi penyampaian materi.
Kegiatan ini dirancang untuk mendorong Adik Bintang agar mampu mengidentifikasi tantangan yang dihadapi diri dalam kehidupan sosial yang dijalankan dan berani menyuarakan permasalahan yang dihadapi kepada orang terdekat. Dengan memiliki pemahaman yang baik lewat materi mengenai cara-cara membangun resiliensi diri, Adik Bintang dapat belajar mengidentifikasi dan mengeksplorasi kekuatan diri. Latihan sederhana juga mendorong Adik Bintang menyampaikan idenya di depan khalayak umum.
Harapannya, Hoshizora Foundation dapat terus menyelenggarakan kelas pengembangan kapasitas seperti Hoshizora Forum dengan rutin di masa depan. Kegiatan ini dapat menjadi sarana Adik Bintang untuk tumbuh sebagai pribadi yang lebih baik. Di sekolah maupun di luar sekolah, harapannya mereka dapat menciptakan sebuah ekosistem yang sehat dalam proses pembelajaran.