Yogyakarta – Pada Minggu, 28 Juli 2024, Adik Bintang (sebutan untuk penerima beasiswa di Hoshizora Foundation) jenjang kelas X mendapat giliran untuk berpartisipasi di rangkaian kelas pengembangan kapasitas Hoshizora Forum ke-22. Kelas virtual ini dihadiri oleh 190 Adik Bintang dari seluruh Indonesia untuk belajar tentang critical thinking dan social awareness. Kali ini, Hoshizora Forum menghadirkan Intan Nisaaul Chusna, seorang founder dari Growth Mindset Perempuan Indonesia sebagai pembicara, yang tak hanya menyampaikan materi, tetapi juga sharing session serta latihan di akhir sesi.
Hoshizora Forum merupakan salah satu sarana belajar Adik Bintang yang dilaksanakan secara rutin oleh Hoshizora Foundation setiap tahun. Acara ini berbentuk rangkaian kegiatan pengembangan kapasitas serta pendampingan yang dilakukan berdasarkan jenjang kelas akademik. Kali ini, kegiatan Hoshizora Forum kelas 10 mengusung tema “Ready for Being a Youth Changemaker!”. Tema tersebut dipilih sebagai implementasi dari nilai yang ingin didapatkan, yaitu “Dream big, Resilience and Care for Others” dan sejalan dengan kompetensi yang ingin dicapai, yakni Critical Thinking & Social Awareness. Dengan fokus kompetensi tersebut, harapannya dapat mengasah kemampuan berpikir kritis Adik Bintang dan mempunyai kepekaan sosial untuk lebih berempati.
“Hoshizora Forum kali ini dilaksanakan untuk membekali Adik Bintang agar dapat berpikir kritis dengan perspektif yang berbeda di suatu situasi dan kondisi tertentu. Kami berharap mereka bisa belajar lebih dalam tentang critical thinking dan social awareness, sehingga bisa menjadi agen perubahan di wilayah tempat tinggal masing-masing dan mampu menginisiasi kegiatan-kegiatan sosial untuk memberi kebermanfaatan bagi lingkungan sekitar. Tidak perlu kegiatan yang besar, akan tetapi Adik Bintang bisa memulainya step by step,” ujar Yudi Anwar, Direktur Eksekutif Hoshizora Foundation membuka acara pada pagi hari itu.
Kemampuan Berpikir Kritis dan Kepekaan Sosial Sebagai Keterampilan Yang Harus Dimiliki Seorang Change Maker
Berpikir kritis dan kepekaan sosial menjadi keterampilan yang sangat penting untuk dikuasai bagi semua individu di tengah perkembangan dunia informasi yang sangat pesat. Keterampilan berpikir kritis diartikan sebagai kemampuan dalam mengevaluasi informasi secara kritis dan objektif, dengan tujuan untuk mengambil keputusan yang tepat. Dengan meningkatkan keterampilan berpikir kritis, seseorang dapat membuat keputusan yang lebih baik, serta menjadi lebih efektif dan produktif, contohnya ketika dalam memecahkan masalah sehari-hari. Sementara itu, kepekaan sosial juga penting ditanamkan sedini mungkin dengan kepada anak agar menjadi pribadi yang bertingkah laku baik dalam kehidupan bermasyarakat.
Fokus kompetensi mengenai Critical Thinking & Social Awareness pada Hoshizora Forum untuk jenjang kelas X ini didesain untuk membekali Adik Bintang dengan keterampilan berpikir kritis dan kepedulian sosial yang dapat mereka terapkan ketika berkehidupan sosial serta mengembangkan potensi dalam memecahkan masalah sosial di lingkungan sekitarnya. Kelas dilaksanakan dengan mengusung konsep pemberian materi, latihan, dan sharing bersama Adik Bintang. Dengan begitu, Adik Bintang dibimbing untuk dapat memahami materi dan mempraktekkannya secara langsung.
Berlatih Menyelesaikan Masalah Lewat Materi dan Model Permasalahan
Sesi dimulai dengan penyampaian materi oleh narasumber, Intan Nisaaul Chusna atau Kak Intan, yang berbagi cerita inspiratifnya menjadi agen perubahan sedari muda. Materi disampaikan dengan menguraikan step by step cara menjadi agen perubahan yang di dalamnya mengandung pentingnya memiliki keterampilan berpikir kritis dan kepedulian sosial untuk menelaah keadaan sosial di lingkungan sekitar. Adik Bintang dibantu untuk memahami cara menyelesaikan masalah sosial sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Hal ini penting dilakukan guna untuk membantu Adik Bintang melimitasi prioritas dalam menyelesaikan masalah sosial, sehingga kepedulian yang muncul tidak berbalik membebankan diri sendiri.
Kegiatan berlangsung dengan antusiasme Adik Bintang yang terlihat dari awal kegiatan hingga akhir. Dari rangkaian kegiatan yang dilakukan, sesi paling menarik terletak pada saat latihan pemecahan masalah. Adik Bintang ditantang untuk berani menyuarakan pendapatnya dalam memecahkan permasalahan sosial sederhana yang diberikan pemateri. Pada sesi ini, salah satu Adik Bintang, yaitu Agustina membagikan ide kreatifnya dalam memecahkan masalah mengenai keterbatasan anak-anak di tempat tinggal sekitarnya dalam mengakses buku bacaan di perpustakaan. Menurutnya, ia bisa membentuk perpustakaan keliling yang bisa menjangkau tempat tinggal anak-anak tersebut sehingga anak-anak tidak lagi terkendala untuk membaca buku.
Tidak hanya berhenti sampai disitu, kelas juga semakin menyenangkan saat pengerjaan lembar kerja di akhir sesi kelas tiba. Di sesi ini, seluruh Adik Bintang diminta untuk membentuk model penyelesaian masalah dari masalah yang terjadi di lingkungan sekitar. Harapannya, dengan pengerjaan lembar kerja dan rencana aksi ini Adik Bintang mendapatkan gambaran mengenai apa yang harus dilakukan untuk menangani permasalahan sosial yang terjadi di sekitarnya.
Kegiatan ini dirancang untuk mendorong Adik Bintang agar lebih kritis dan berani dalam mengambil aksi dari yang paling kecil ketika memecahkan masalah sosial. Dengan memiliki pemahaman yang baik lewat materi mengenai cara-cara berpikir kritis dan kepedulian sosial, Adik Bintang dapat belajar mengeksplorasi ide yang mereka miliki. Latihan sederhana di akhir sesi juga mendorong Adik Bintang menyampaikan idenya di depan khalayak umum.
“Senang sekali, hari ini bisa mendapatkan ilmu tentang how to be a youth changemaker. Sangat menginspirasi untuk lebih peka terhadap sekitar dan semoga kegiatan ini dapat bertahan lama,” ujar Adik Wahyu, Adik Bintang kelas X yang hadir sebagai salah satu peserta Hoshizora Forum ke-22.
Ke depannya, Hoshizora Foundation berharap semoga kelas pengembangan kapasitas seperti Hoshizora Forum dapat menjadi kendaraan bagi Adik Bintang dalam melakukan perubahan dan menyebar kebermanfaatan. Sehingga dapat menciptakan sebuah upaya keberlanjutan dalam hal pendidikan.