Public Speaking? Siapa Takut! Hoshizora Mengadakan Kelas Asah Skill Public Speaking untuk Adik Bintang Mini Ambassador Glow & Lovely

Yogyakarta, 05/07/2025 — Pada hari Sabtu, 5 Juli 2025 Hoshizora Foundation menyelenggarakan kelas kedua Glow & Lovely Mini Ambassador Class yang bertemakan “Public Speaking Mastery: Membangun Kepercayaan Diri dan Kemampuan Berbicara di Depan Umum”. Kelas ini diikuti oleh 40 awardee Glow & Lovely Bintang Beasiswa yang terpilih menjadi mini ambassador. Tema kelas yang dipilih yakni Public Speaking Mastery memiliki tujuan untuk membekali peserta dengan keterampilan dasar dan lanjutan dalam public speaking serta memberikan wadah praktik langsung untuk persiapan berbicara di depan umum. Acara ini diselenggarakan melalui Zoom Meeting dengan menghadirkan praktisi public speaking Irene Pamela Lipesik sebagai pemateri.

Glow & Lovely Mini Ambassador Class adalah rangkaian kelas pengembangan kapasitas yang diselenggarakan khusus bagi 40 awardee Glow & Lovely Bintang Beasiswa yang terpilih menjadi mini ambassador. Kelas pengembangan kapasitas ini membawa 3 topik pembelajaran yakni mengenai personal branding, public speaking, dan beauty class sebagai persiapan untuk mini ambassador supaya siap menjadi wajah yang inspiratif dari Glow & Lovely. Dalam kelas yang kedua ini, 40 mini ambassador belajar tentang public speaking.

Irene Lipesik Mengungkap Rahasia Komunikasi di Depan Umum

Kelas public speaking ini menghadirkan Irene Pamela Lipesik, seorang public speaking trainer yang juga merupakan founder dari Jagobicara Academy. Kegiatan ini menjadi wadah bagi Adik Bintang untuk menuntut ilmu dan diskusi mengenai keterampilan berbicara di depan publik, tips meningkatkan kepercayaan diri, serta strategi dalam menyampaikan pesan yang persuasif dan efektif. Selain menjadi tempat untuk berdiskusi, kelas ini juga menjadi tempat untuk para Adik Bintang dalam unjuk gigi mengasah kemampuan public speakingnya.

Irene membuka sesi kelas dengan menampilkan sebuah hasil survei yang dilakukan di Amerika bahwa terdapat 630 dari 3000 orang merasa public speaking itu sangat menakutkan. Padahal, public speaking merupakan salah satu softskill yang disyaratkan pada pencari kerja. Alasan tersebut menjadi salah satu dasar dari Irene untuk mengungkap pentingnya untuk memiliki kemampuan berkomunikasi di depan orang banyak dalam situasi apapun. Materi kemudian berlanjut ke strategi dan cara yang dapat dilakukan untuk membangun kepercayaan diri serta kemampuan berbicara di depan publik. 

Mini Ambassador Praktik Public Speaking Langsung!

Serunya, sesi materi dilanjutkan dengan sesi praktik satu per satu. Setiap mini ambassador diberikan kesempatan untuk praktik menjelaskan tentang Glow & Lovely Bintang Beasiswa dalam waktu 1 menit. Irene secara cermat menilai mereka dari poin visual, vokal, dan verbal. Elemen visual merupakan elemen yang dapat dilihat secara langsung oleh mata. Kemudian untuk elemen vokal merupakan elemen yang meliputi volume, intonasi, artikulasi, tempo, dan jeda. Yang terakhir ada elemen verbal, yaitu elemen yang meliputi bagaimana pesan disampaikan kepada audiens.

Antusias yang tinggi diperlihatkan oleh para Adik Bintang saat mengikuti kelas ini. Tidak hanya pada sesi materi saja, tetapi keaktifan dari Adik Bintang juga muncul pada sesi diskusi dan tanya jawab. Para Adik Bintang aktif menunjukkan partisipasinya dengan mengajukan berbagai pertanyaan seputar public speaking. Salah satu Adik Bintang bernama Winda bertanya seputar teknik public speaking yaitu bagaimana cara untuk mengatasi filler words yang berlebihan. Irene kemudian menjawab, cara untuk mengatasinya adalah dengan diam sejenak dan memperbanyak perbendaharaan kosakata. 

Sesuai dengan tema kelas yaitu Public Speaking Mastery: Membangun Kepercayaan Diri dan Kemampuan Berbicara di Depan Umum, kelas ini diharapkan dapat menjadi wadah pengembangan diri bagi para mini ambassador dalam kemampuan berkomunikasi, terlebih ketika berbicara di depan publik. Tentunya, pengembangan diri ini diharapkan dapat menjadi tonggak awal untuk mereka agar dapat menjadi representatif yang lebih berdampak di lingkungan sosialnya. 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *