Yogyakarta – Hoshizora Foundation berkolaborasi dengan Brodo menyelenggarakan program “Sepatu Untuk Guru”, yaitu program apresiasi pemberian sepatu gratis kepada para guru yang mengirimkan cerita praktik baik atau refleksi pembelajaran di sekolah. Total terdapat lebih dari 700 guru dari berbagai daerah yang mengirimkan cerita. Simbolisasi penyerahan sepatu dilaksanakan pada Sabtu, 8 Oktober 2022 di Ruang Rapat Paripurna DPRD Kabupaten Bantul dengan mengundang ratusan guru di seluruh wilayah Yogyakarta.
“Kami percaya guru-guru pasti menyimpan banyak sekali cerita selama mengajar dan mendidik siswanya. Nah, sayang sekali apabila tidak diberi wadah untuk segudang cerita tersebut. Maka dari itu, Hoshizora memberikan wadah bagi para guru untuk menceritakan mengenai praktik baik atau refleksi pembelajaran apa saja yang pernah dipraktikkan. Para guru yang berani membagikan ceritanya, kami beri apresiasi. Senang sekali tujuan ini bisa direalisasikan melalui kolaborasi dengan Brodo lewat program Sepatu untuk Guru.” ungkap Tania, selaku Teacher Coordinator dari Hoshizora Foundation.
Penyerahan Sepatu ke Sekolah di Tasikmalaya
Rangkaian program Sepatu untuk Guru dimulai dengan kunjungan ke sekolah rural di Tasikmalaya. Tim Hoshizora Foundation dan Brodo menyerahkan secara langsung sepatu kepada Pak Mahmud, seorang guru honorer yang telah mengabdi sejak 1992 di Madrasah Ibtidaiyah Cibengang. Untuk mencapai sekolah ini, beberapa siswa harus berjalan kaki sekitar 3 km, bahkan lebih. Bagi Pak Mahmud pun, baru beberapa tahun ini saja ia bisa naik motor ke sekolah.
“Meskipun para guru kami adalah guru luar sekolah negeri (honorer) semua, tapi tanggung jawab dari kami sama seperti di sekolah lain. Walaupun di kampung, konsep mengajar kami adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Alhamdulillah, mungkin biasanya pakai sepatu baru 3 tahun sekali, sekarang bisa pakai sepatu baru.” cerita Pak Mahmud saat kunjungan.
Workshop dan Peer Tutoring Dari dan Untuk Para Guru
Perjuangan dari Pak Mahmud di Tasikmalaya merupakan satu dari lebih dari ratusan cerita praktik baik yang dikirimkan oleh para guru di seluruh Indonesia dalam program Sepatu Untuk Guru ini. Ada juga cerita ibu guru Nurokhmah dan Sumandita dari Yogyakarta yang membagikan cerita praktik baik mereka secara langsung di puncak acara.
Acara puncak Sepatu Untuk Guru diselenggarakan dalam konsep workshop dan peer tutoring yang dihadiri oleh 78 guru dari seluruh wilayah Yogyakarta. Workshop diisi oleh Harsiana Wardani dari Komunitas Guru Belajar yang membagikan ilmu tentang media pembelajaran menggunakan Canva. Para peserta diajak untuk memanfaatkan media canva untuk membuat materi pembelajaran.
Lalu, acara dilanjutkan dengan sesi berbagi oleh Ibu Nurokhmah yang mengajar di MAN 1 Yogyakarta. Beliau bercerita tentang metode pembelajaran menggunakan altruism based learning project lewat pemberian tantangan proyek belajar yang mendorong para murid untuk berbuat kebaikan. Metode pembelajaran ini diharapkan dapat menurunkan permasalahan negatif dari para anak didik di masa sekarang.
Terakhir, ada Ibu Sumandita dari SDN 3 Bantul yang membagikan cerita tentang metode pembelajaran berdiferensiasi yang diterapkan dalam kelas. Ia bercerita bagaimana pendidik perlu menerapkan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan anak didiknya. Ada murid yang cerdas dan daya tangkapnya cepat, namun ada juga yang kurang. Ibu Sumandita memberikan contoh dimana di kelas ia membagi kelompok belajar dengan menempatkan satu anak yang dianggap cerdas ke dalam satu kelompok dengan anak-anak yang dirasa masih membutuhkan bantuan. Konsep ini bersifat seperti peer tutoring antar siswa.
“Acara sepatu untuk guru ini sangat luar biasa, senang sekali bisa dapat sepatu! Semoga guru-guru Indonesia semakin kreatif dan materi yang tadi disampaikan dapat diimplementasikan dalam kegiatan pembelajaran. “ pesan Ibu Dini, Guru SDN Selo, Kulon Progo.
Selanjutnya, sepatu-sepatu lainnya akan dikirimkan secara bertahap kepada 700 guru yang telah mengirimkan inspirasi cerita pembelajaran terbaik di kelasnya.