Yogyakarta, 23 November 2024 – Dalam rangka merayakan Hari Guru Nasional yang jatuh pada 25 November 2024, Hoshizora Foundation menggelar diskusi daring bertajuk “Talk Show Pendidikan : Kabar Pendidikan Menuju Penghujung 2024”. Acara ini dirancang sebagai ruang refleksi dan wadah berbagi pandangan tentang kondisi terkini dari sistem pendidikan di Indonesia, khususnya terkait penerapan Kurikulum Merdeka.
Pada talk show kali ini, Hoshizora Foundation menghadirkan lima panelis dari berbagai latar belakang untuk memberikan sudut pandang yang beragam mengenai penerapan Kurikulum Merdeka. Panelis yang turut berbagi pandangannya meliputi Dr. Stien Johanna Matakupan, seorang Spesial Project dan Project Advisor Pusat Studi Pendidikan dan Kebijakan (PSPK) sebagai teman kritis pemerintah. Kemudian, Dr. Sisca Rahmadonna, M.Pd, seorang dosen di Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), berbagi pandangan sebagai pemerhati pendidikan. Selain itu, sudut pandang semakin beragam dengan hadirnya Megarini Puspasari sebagai Fasilitator Sekolah Penggerak sekaligus Co-founder Hoshizora Foundation yang berbagi pengalaman secara langsung dalam mendampingi sekolah-sekolah juga beradaptasi dengan penerapan sistem kurikulum merdeka.
Diskusi semakin menarik dengan kehadiran dua koordinator wilayah Hoshizora Foundation, yang memberikan perspektifnya sebagai seorang tenaga pendidik berdasarkan pengalaman langsung penerapan Kurikulum Merdeka, khususnya sekolah di luar Jawa. Hadir Ady Putra Wansa, seorang guru sekaligus pendiri Wansa School di Halmahera Selatan dan Zulfatul Afifah sebagai kepala sekolah SD Negeri 010 Long Kali Kalimantan Timur. Diskusi berjalan lancar dengan dipandu oleh Sanuri Amdali, Program Manager Hoshizora Foundation.
Terbuka Ruang Eksplorasi Baru Bagi Guru dan Siswa Melalui Kurikulum Merdeka
Latar belakang penerapan Kurikulum Merdeka menjadi topik pembuka diskusi kali ini. Dr. Stien dari PSPK menjelaskan alasan di balik penerapan Kurikulum Merdeka dirancang untuk mengakomodasi keunikan, bakat, dan talenta yang dimiliki setiap anak, sehingga mereka mampu berkembang sesuai dengan potensi yang mereka miliki dan sesuai tantangan zaman.
Megarini Puspasari, sebagai Fasilitator Sekolah Penggerak menjelaskan bahwa melalui Kurikulum Merdeka yang berkonsep High Order Thinking Skills (HOTS), anak-anak diajak untuk belajar menganalisis, mengevaluasi, dan menciptakan, yang pada akhirnya turut meningkatkan kemampuan literasi numerasi mereka. Hal ini sejalan dengan data yang dipaparkan oleh PSPK, yang menunjukkan bahwa Kurikulum Merdeka mempu meningkatkan kemampuan literasi dan numerasi peserta didik.
Diskusi tentang penerapan Kurikulum Merdeka semakin menarik dengan pandangan dari para guru yang terdampak langsung akan Kurikulum Merdeka. Menurut Pak Ady sebagai pendiri Wansa School, Kurikulum Merdeka menjadi kurikulum yang menarik karena sekolah dan guru diberi kebebasan untuk mengeksplorasi ide dalam proses pembelajaran. Begitu juga yang disampaikan oleh Ibu Zulfa yang mengakui bahwa di tahun ini, intelektual peserta didik seperti di bidang literasi dan numerasi sudah berkembang dengan baik.
Berdasarkan pengalaman positif para guru di lapangan tentang penerapan Kurikulum Merdeka, pada panelis sepakat bahwa Kurikulum Merdeka ini berpihak pada kebutuhan anak. Namun, dalam sebuah proses tentu perlu evaluasi agar lebih baik kedepannya.
Menurut Dr. Sisca Rahmadonna, atau akrab dipanggil Bu Donna, beberapa hal yang perlu diperhatikan di Kurikulum Merdeka ialah peningkatan kapasitas guru, peningkatan infrastruktur, penyediaan sumber daya belajar yang relevan, dan penguatan kolaborasi ekosistem pendidikan. Dr. Stien menambahkan, bahwa akses pendidikan inklusif harus terjangkau untuk semua anak di semua jenjang pendidikan.
“Harapannya, apapun perubahan yang dilakukan oleh pemerintah melalui kebijakan, kami berharap bahwa kebijakan yang diterapkan dapat membuat pendidikan bergerak maju, bukan mengalami kemunduran.” ujar Megarini Puspasari ketika menyampaikan harapan untuk pendidikan Indonesia kedepannya.
Talk Show Pendidikan: Kabar Pendidikan Menuju Penghujung 2024 merupakan puncak rangkaian dari Hoshizora Education Day 2024 dalam rangka merayakan Hari Guru Nasional. Hoshizora Foundation berharap, talkshow ini dapat membangun sinergi dan kolaborasi dari berbagai ekosistem pendidikan di tahun-tahun kedepannya. Meski tantangan pendidikan masih besar, kegiatan ini menjadi pengingat bahwa perubahan-perubahan yang dilakukan melalui Kurikulum Merdeka sebagai bagian dari upaya menciptakan pendidikan Indonesia yang lebih baik kedepannya.