Kisah berikut dituturkan oleh Adik Bintang Nur Hayatiningsih yang baru saja lulus dari SMA Negeri 1 Yogyakarta dan akan segera kuliah di Jurusan Akuntansi Universitas Gadjah Mada. Adik Nur Hayatiningsih berbagi pengalamannya selama duduk di bangku menengah atas. Semasa SMA, Adik kita yang membanggakan ini mendapat predikat sebagai duta dalam dua bidang yang berbeda, yakni Duta Tata Ruang serta Duta Pelajar Anti Narkoba. Selain menorehkan prestasi akademik, Adik Nur juga aktif dalam kompetisi olahraga anggar. Meski di tengah keterbatasan, namun kerja kerasnya membuahkan prestasi luar biasa. Kini, Adik Nur Hayatiningsih menutup bab kehidupan SMA dengan rasa syukur dan bahagia karena usahanya dan tentu saja karena dukungan kita semua.
Selamat membaca!
– Berawal dari Ingin Naik Pesawat –
Pemilihan Duta Tata Ruang Provinsi diselenggarakan langsung oleh Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat Jendral Penataan Ruang. Mendapat informasi lebih lanjut melalui guru BK, saya sangat ingin mencoba mengikutinya. Yang ada di pikiran saya saat itu adalah jika saya lolos maka saya bisa naik pesawat dan pergi ke Bali selama satu minggu. Untuk itu saya menulis sebuah esai yang berjudul “Kota Wisata, Pantaskah untuk Berwisata?” yang berisi tentang permasalahan Kota Jogja yang mulai kurang pantas untuk berwisata serta solusi-solusi yang ditawarkan. Hari itu hari Sabtu dan karya harus dikumpulkan pada hari Senin. Semalaman saya membuat esai itu. Sambil harap-harap cemas mengingat minat teman-teman untuk mengikuti seleksi ini sangat tinggi, hari Senin segera saya kumpulkan esai tersebut dan berdoa supaya karya saya terpilih masuk tiga besar untuk diseleksi di Jakarta.
Meskipun harus melakukan beberapa revisi, senang sekali rasanya ketika karya saya masuk 3 besar untuk diseleksi di Jakarta. Dan akhirnya menjadi salah satu duta DIY dari hanya 2 siswa duta yang dikirimkan.
Hari yang sudah ditunggu-tunggu pun akhirnya datang. Tanggal 1 Juli 2012 saya berangkat ke Bali dengan pesawat Lion Air dengan jam penerbangan 20.55 WIB. Cita-cita saya naik pesawat akhirnya kesampaian. Di Bali, selama seminggu saya bertemu dengan teman-teman dari 33 provinsi di Indonesia. Mereka adalah siswa-siswa yang pintar dan hebat sehingga melalui interaksi dengan mereka saya mendapat banyak pengalaman dan informasi. Tak lupa kami berbagi cerita tentang budaya masing-masing daerah. Selama seminggu itu kami juga dilatih berbagai hal mulai dari public speaking, membangun kelompok, pengenalan tata ruang hingga materi tentang pemgembangan wilayah. Tidak hanya mendapatkan materi, kami juga mendapatkan tugas yang harus kami kerjakan hingga jam dua pagi.
Dibagi menjadi tujuh kelompok dengan anggota sepuluh orang dan dibekali sebuah peta kota Denpasar 1 x 1 km, kami diperintahkan untuk membangun sebuah kota dengan kriteria-kriteria kota yang layak seperti yang sudah diajarkan. Tentu saja dengan tantangan-tantangan lainnya seperti jumlah penduduk yang naik sebesar 5000 orang setiap tahunnya, dan di mana kami harus mengakomodasi kebutuhan tempat tinggal untuk penduduk tersebut. Setelah kami berhasil menyelesaikan desain kota idaman tersebut, kami juga diminta untuk membangunnya dalam bentuk tiga dimensi. Selain itu kami juga harus mempresentasikan maket kami tersebut di depan tim penilai yang sudah ahli dalam bidang tersebut. Dan lagi alhamdulillah kelompok kami mendapatkan juara I dalam pembuatan maket tersebut.
Sebagai duta tata ruang, proposal kerja saya juga mendapat predikat terbaik dan berkesempatan ke Jakarta untuk presentasi serta mengikuti rangkaian peringatan Hari Tata Ruang 2012 pada bulan November. Kesempatan ke-2 naik pesawat ke Jakarta dengan maskapai Garuda! Selain itu, saya melakukan sosialisasi pentingnya penataan ruang, untuk siswa-siswi tingkat SMA, dan berbagai program kerja.
Duta Pelajar Anti Narkoba
Tidak berhenti sebagai Duta Tata Ruang, saya juga mencoba pemilihan Duta Pelajar Anti Narkoba. Lagi-lagi seleksi dilakukan dengan membuat sebuah karya tulis dengan tema “Upaya Generasi Muda untuk Melawan Narkoba”. Untuk karya tulis ini tim saya menyempatkan diri untuk mencari data dari narasumber Humas dari Badan Narkotika nasional Provinsi DIY dan ketua PINK (Pusat Informasi Napza Kampung) yang berada di Kecamatan Umbulharjo
Setelah lolos dalam seleksi administrasi, kami harus mengikuti tes tertulis yang berisi 50 pilihan ganda tentang pengetahuan dasar napza dan 3 soal esai tentang apa yang akan kita lakukan dalam keadaan tertentu. Dari 54 tim yang ikut akan diambil 15 besar dari akumulasi nilai karya tulis dan tes tertulis untuk masuk ke babak presentasi dan berhak untuk ikut kunjungan ke Unit Terapi dan Rehabilitasi Lido Bogor (tempat rehabilitasi Rafi Ahmad, Andika Kangen Band, dan lain-lain). Alhamdulillah kami berhasil masuk 15 besar dan kami pun mempersiapkan diri untuk melakukan presentasi di hadapan 7 orang juri dari berbagai latar belakang, yakni dari BNK, PKK, Polsekta, dan sebagainya. Pada tahap presentasi ini diambil 5 tim untuk maju ke babak Grand Final di Aula Balai Kota Yogyakarta. Pengumuman 5 tim yang berhak masuk ke Grand Final diumumkan tepat di hari final sehingga kami tidak dapat melakukan persiapan. Lebih terkejut lagi, Grand Final dilaksanakan di sebuah panggung yang megah dan disaksikan oleh seluruh warga Kota Yogyakarta yang hadir. Beruntung, saat undian untuk tampil di atas panggung, kami mendapatkan urutan ke-4 sehingga kami masih sempat berdiskusi dan mempelajari pola pertanyaan dari dewan juri. Dengan penuh percaya diri kami naik ke atas panggung dan menjawab pertanyaan dari dewan juri. Dan alhamdulillah kami dinobatkan sebagai juara I Pemilihan Duta Pelajar Anti Narkoba Kota Yogyakarta.
Akhirnya kami pun berkesempatan untuk mengunjungi pusat rehabilitasi NAPZA di Lido, Bogor, dan mendapatkan kesempatan untuk bertemu dengan para mantan pecandu yang sedang direhabilitasi dan tentunya mendapatkan banyak pelajaran yang sangat berharga dari mereka. Selama menjadi Duta Pelajar Anti Narkoba, saya sering mengisi sosialisasi anti narkoba di SMP-SMP di DIY. Selain itu saya juga mengikuti acara yang diadakan oleh BNK. Saya dan teman-teman juga mendirikan Satuan Tugas (SATGAS) Anti Narkoba di SMA Negeri 1 Yogyakarta yang bernama PLATINA (Persatuan Teladan Anti Napza). Saya dan tim juga dipercaya untuk menjadi juri karya tulis dalam pemilihan Duta Pelajar Anti Narkoba tahun 2013 untuk SMP/Mts Sederajat. Banyak sekali manfaat yang saya dapatkan, selain menambah pengetahuan, serta teman, kemampuan public speaking serta public relation semakin terasah.
Salah satu motivasi saya untuk berprestasi adalah hoshiZora. Ketika membaca blog hoshiZora tentang Adik Bintang-Adik Bintang yang berprestasi, saya sangat ingin seperti mereka dan membuat bangga Kakak Bintang yang telah mendukung saya. Selain itu hoshiZora-lah yang mengenalkan dan meyakinkan saya untuk pantang menyerah dalam meraih mimpi. Melalui hoshiZora, saya juga memiliki banyak teman baru, serta mendapat informasi baru serta semangat baru setiap saatnya. Selain itu saya juga punya Kakak Bintang yang siap untuk mendengarkan cerita dan membimbing saya. hoshiZora adalah salah satu dalang dari prestasi-prestasi yang saya dapatkan sekarang.
Saya percaya bahwa untuk dapat berprestasi kuncinya adalah selalu melakukan usaha lebih dari yang dilakukan orang lain, pantang menyerah, selalu bersyukur dan terus rendah hati. Selain itu setiap akan mengikuti lomba, saya selalu memberitahu kedua orangtua agar mereka dapat mendoakan dan memberikan restunya karena saya sangat yakin bahwa ridho orangtua itu juga adalah ridho Allah. Waktu tidak akan pernah terulang! Untuk itu saya berusaha memanfaatkan dan mengatur waktu dengan sebaik-baiknya dan menyibukkan diri dengan kegiatan positif. Selain itu yang tak kalah penting adalah selalu mendekatkan diri kepada Allah karena semua keputusan pada akhirnya di tangan Allah. Pokoknya selalu melakukan yang terbaik di setiap apa yang sedang kita kerjakan. SEMANGAT!!!