Jika Aku Sekolah, Apakah Hidupku Akan Berubah?

Indonesia menjamin hak belajar anak dan menetapkan program 12 tahun Wajib Belajar sejak tahun 2003. Setelah 20 tahun berlalu, apakah seluruh anak Indonesia dapat menuntaskan 12 tahun masa sekolah? Sayang beribu sayang, jawabannya adalah belum. Selama empat tahun terakhir, angka putus sekolah justru meningkat. 

“Sekolah buat apa? Ujung-ujungnya juga kerja jadi kuli”

“Mahal biayanya. Beli seragam, buku, sepatu, gak ada duitnya”

“Daripada sekolah, mending bantu bapak jualan”

Ada banyak cerita curahan hati anak-anak lainnya yang memutuskan mundur dari sekolah. Tidak terkecuali, salah satu Adik Bintang Hoshizora Foundation yang memilih untuk membantu orang tuanya bekerja dan berhenti sekolah. Rupanya, kondisi ekonomi keluarga menjadi momok bagi anak untuk meneruskan pendidikannya. UNICEF Indonesia juga menyebutkan, sekitar 4,3 juta anak dan remaja usia 7-18 tahun terpaksa putus sekolah dengan alasan yang sama.

Melihat permasalahan itu, Hoshizora Foundation bekerja sama dengan CampaignID mengangkat kampanye #JikaAkuSekolah di aplikasi Campaign #ForChange. Kampanye ini diinisiasi sebagai bentuk dukungan untuk anak-anak Indonesia melanjutkan pendidikannya. Sebagaimana visi Hoshizora Foundation yaitu memberi kesempatan kepada setiap anak untuk memperoleh pendidikan dan mengembangkan potensi yang dimiliki semaksimal mungkin demi mewujudkan dunia yang lebih baik. Kami percaya bahwa pendidikan adalah senjata yang ampuh melawan kemiskinan. 

Melalui kampanye #JikaAkuSekolah, Hoshizora Foundation ingin mengajak publik untuk mengingat kembali kenangan semasa bersekolah. Melalui aplikasi #ForChange, ada empat foto yang perlu diunggah beserta dengan pesan-pesan motivasi dan cerita seru semasa sekolah. Harapannya, hal ini dapat memberikan semangat untuk anak-anak yang terancam putus sekolah agar tidak berhenti memperjuangkan mimpinya lewat pendidikan.

Salah satu alumni penerima Beasiswa Mimpi Anak Negeri, Adik Pipit, ikut memeriahkan kampanye dengan membagikan foto-foto kenangannya semasa bersekolah dulu. Di setiap fotonya, Adik Pipit menceritakan keseruan dan keaktifannya mengikuti berbagai kegiatan di sekolah. Adik Pipit juga menyampaikan rasa syukurnya karena memiliki kesempatan untuk bersekolah dan menyelesaikannya dengan baik. 

Sebagai wujud syukurnya, Adik Pipit ingin membantu anak-anak lainnya untuk mendapatkan kesempatan yang sama. Oleh karena itulah, Adik Pipit mengikuti kampanye #JikaAkuSekolah dan membagikan kenangan dan pesan semangatnya di aplikasi #ForChange.

Hanya dengan mengunggah empat foto dan pesan singkat, publik dapat membantu anak-anak tanpa mengeluarkan biaya sepeserpun. Setiap aksi yang terselesaikan dengan lengkap akan dikonversikan oleh Yayasan Dunia Lebih Baik menjadi donasi Rp 25.000,-. Jadi, tunggu apa lagi? Yuk, ikuti kampanye #JikaAkuSekolah di aplikasi Campaign #ForChange yang dapat kalian download melalui Google Play Store atau App Store. Mari, bawa kembali anak-anak ke sekolah dan dukung mereka meraih mimpinya!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *