Halo semuanya….
Di sini aku mau nyeritain pengalamanku ikutan seleksi AFS dari tahap satu sampai tahap tiga. Bagi yang mau ikutan seleksi tahun depan, silakan dibaca…. Insya Allah bermanfaat… hehe… Maaf juga kalau puanjang banget soalnya seleksinya juga panjang sih, makan waktu tiga bulan lho….hehe… Oke, happy reading alls…..
Eh, bagi yang belum tahu AFS itu apa, googling ya… Nanti tambah panjang ceritanya kalau aku tulis disini… oke?
Dimulai dari seleksi pertama AFS pada bulan April. Seleksinya tuh… bikin pusing, stres, dan paling ngeselin deh… Bayangin aja, otak kita disuruh bekerja dari jam delapan pagi sampai tiga sore, ngerjain soal-soal yang mungkin tidak terlalu sulit tetapi jumlahnya cukup banyak dan butuh penalaran serta logika yang tinggi. Mana nggak dikasih konsumsi lagi… jadi harus bawa makan sendiri dari rumah. Dan… ini pengalaman yang nggak bakal aku lupain. Pas hari-H aku lupa bawa (dan sepertinya hilang) kartu seleksi AFS dan terpaksa ikut rombongan ‘pelanggar’ yaitu mereka yang terlambat datang, pakaian tidak sesuai, dan tidak membawa kartu peserta. Akhirnya aku dibuatin kartu pengganti dan masuk satu jam lebih telat daripada yang lain. Cukup sedih dan malu juga sih, karena yang lupa nggak bawa kartu peserta hanya dua orang termasuk aku. Jadi, pesenku, kalau mau ikut AFS atau apa aja lah, jangan pernah lupa bawa kartu peserta dan taati semua aturan di hari-H. Untung yang di AFS ini nggak langsung didiskualifikasi, kalau iya sih….
Seleksi Pertama
Oke, langsung saja ke inti permasalahan. Jadi, seleksi pertama AFS itu dikemas dalam bentuk ujian tertulis yang terdiri dari tiga tahap, yaitu tes pengetahuan umum, bahasa Inggris, dan esai.
Tes Pertama
Tes yang pertama yaitu tes pengetahuan umum. Soalnya ada seratus butir dan semuanya pilihan ganda. Tipe-tipe soalnya beda jauh dengan soal-soal kenaikan kelas, mid semester, atau apalah yang diajarkan di sekolah. Namanya juga tes pengetahuan umum. Soal-soalnya kebanyakan juga yang berhubungan dengan berita-berita yang sedang hangat alias up to date, internasional, bahkan infotainment pun juga ada. Soal-soal pengetahuan umum seperti mata uang, letak geografis, lagu kebangsaan, pakaian tradisional, dan nama presiden suatu negara juga banyak yang keluar.
Badan-badan internasional seperti PBB, UNICEF, IMF, CIA, dan lainnya juga sering diungkit misalnya anggotanya ada berapa negara, berdirinya kapan, dan lain-lain. Soal-soal yang menguji nasionalisme kita terhadap Indonesia juga banyak, seperti judul suatu lagu kebangsaan/daerah, riwayat R.A. Kartini, dan lain-lain.
Nah, soal-soal yang cukup ringan bagi remaja (yaitu infotainment) juga ada. Misalnya tentang award yang diraih penyanyi ngetop Adele, nama sutradara dan pemain film The Raid, film Hunger Games, film The Artist, dan lain-lain. Namun, dari semua pertanyaan yang ada, yang sangat susah sekali terutama yang berhubungan dengan sejarah dan politik. Kalau tidak suka baca koran atau berita di MetroTV, dijamin pasti bakal kelabakan sendiri. Ada pertanyaan yang membahas tentang perang, embargo politik, dinasti di China, kerajaan di Jepang, peradaban kuno, dll.
Nah, saranku sih, mulai sekarang rajinlah baca berita. Tidak harus sampai detil sekali, cukup baca headlinenya dan jangan sampai ketinggalan. Lalu, tentang mata uang, letak geografis suatu negara, dll. tidak perlu dihafal semua, maksudku tidak perlu sampai menghafal satu atlas juga. Itu lebay banget…hehe. Cukup menghafal negara-negara yang famous seperti Portugal, Spanyol, Brazil, USA, Inggris, dll. Bagi yang suka musik dan film, jangan tinggalkan hobi ini, karena soal-soal seperti itu aku yakin akan selalu keluar setiap tahun. Tidak menutup kemungkinan akan ada soal-soal yang membahas Korean Waves semacam K-pop, SNSD, Suju, Big Bang, 2PM, SHINee, 2NE1, boA, dan UI… Tapi mungkin hanya satu soal… tidak lebih… hehe…
Yaa begitulah soal-soalnya. Gampang-gampang susah. Kalau aku sih untuk tes pengetahuan umum ini tidak ada persiapan sama sekali. Tapi, karena mungkin aku orangnya agak suka baca berita dan care dengan hal-hal kecil di sekelilingku ya… jadinya lancar aja sih ngerjainnya. Dari 100 soal, ada 65 soal yang berhasil kejawab, 20 soal agak ragu, dan 15 soal ngawur abis. Hehe…
Tes Kedua
Lanjut ke tes yang kedua. Tes yang kedua adalah tes bahasa Inggris, Jujur, menurutku, dan teman-teman (yang ikut AFS), tes bahasa Inggrisnya lumayan mudah dan paling mudah ketimbang tes yang lain. Ada reading comprehension, grammar, dan vocabulary. Yang reading comprehension dan grammar gampang banget. Seperti pelajaran SMP. Nah, yang susah vocabulary-nya karena kata-kata yang ditanyakan cukup asing di telingaku. Seperti, apa nama anak kambing? Dan lain-lain…
Tes Ketiga
Lanjut ke tes yang ketiga yaitu tes menulis esai. Mudah saja, kita hanya disuruh membuat esai minimal satu setengah halaman kertas folio dalam waktu (kalau tidak salah) 90 menit. Nah, susahnya adalah, temanya ditentukan oleh pihak sana. Kita bakal diberi tiga pilihan tema dan disuruh memilih salah satu diantaranya. Temanya lumayan sulit. Yang aku ingat ada yang tentang bagaimana/hal-hal apa saja yang akan kamu lakukan ketika menjadi pemimpin dunia yang ideal (?) dan siapa idolamu dan mengapa kamu mengidolakannya. Aku memilih tema yang pertama. Awalnya susah banget mau nulis apa. Bingung. Tapi akhirnya ya mengalir saja menulisnya. Tulis apa yang ada di pikiranmu secara jujur dan kalau bisa disertai analisis yang mendalam. Usahakan juga disertai fakta-fakta konkret. Dalam tulisanku aku banyak menceritakan fakta-fakta yang aku dapat dari berita dan pengalaman sehari-hari. Mungkin itu juga yang membuatku lolos seleksi pertama ini.
Nah, dua minggu berlalu dan akhirnya pengumuman pun datang. Lewat internet. Seneng banget begitu tahu lolos. Dan bangga juga. Soalnya dari 650-an peserta, yang lolos hanya sekitar 80-an. Berarti aku berhasil menyingkirkan 570-an orang. Wuih, itu kebanggaan banget kan?
Seleksi Kedua
Seleksi kedua adalah berupa wawancara kepribadian dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Maksudnya ada yang bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, jadinya dua kali wawancara gitu. Peserta dibagi dalam dua shift yaitu shift pagi dan siang. Aku dapet shift pagi. Aku nggak sempet deg-degan soalnya begitu mulai langsung dipanggil pertama kali. Lalu, begitu selesai wawancara yang pertama (bahasa Indonesia) juga langsung dipanggil untuk wawancara yang kedua (bahasa Inggris). Jadinya selesai duluan deh.
Wawancaranya tidak terlalu ‘mengerikan’ sih, tapi benar-benar membuat keringat dingin mengucur deras. Hehe. Pertamanya memang hanya disuruh memperkenalkan diri saja. Namun, ketika kamu menyebut hobi atau cita-cita, pasti bakal ditanyain macem-macem. Misalnya, eh kok kamu pengen jadi dokter sih? Kenapa nggak yang lain? Jadi dokter itu kan susah. Kuliahnya lama. Belum tentu sukses lagi. Terus, kalo besok nggak ada orang yang sakit lagi, kamu mau ngobatin siapa? Atau kamu akan selalu berdoa supaya banyak orang sakit biar kamu dapet duit gitu? Pokoknya pertanyaan yang sulit untuk dijawab deh. Dan setiap kamu menjawab pertanyaan dari sana pasti akan disanggah terus.
Yaa jadinya semacam debat gitu sih. Yang terpenting jangan pernah diam, maksudnya ketika mereka melontarkan pertanyaan terus kamu nggak bisa njawab dan akhirnya diam. Jangan pernah sampai begitu deh. Oh ya, jawablah pertanyaan seadanya dan jujur. Jangan dibut-buat karena pasti ketahuan bohongnya. Interviewernya semacam bisa membaca pikiran orang lain gitu menurutku. Hehe.
Oh ya, yang pas wawancara bahasa Inggris enggak terlalu susah sih menurutku. Omongan para interviewernya mudah dipahami karena mereka memang asli orang Indonesia. Tipe pertanyaannya sama seperti tes wawancara yang pertama.
Oke, tes wawancara pun selesai dan setelah menunggu dua minggu, pengumuman pun datang. Kali ini juga seneng banget sih bisa lolos, tapi…. agak kurang greget gimana gitu. Soalnya dari 80-an orang yang lolos ada 40-an lebih. Jadi yang dieliminasi kurang dari setengahnya.
Seleksi ketiga
Oke, seleksi AFS yang ketiga yaitu berupa tes dinamika kelompok. Tiap tahun sepertinya beda-beda deh bentuk tesnya. Tapi yang pasti semuanya menguji bagaimana sikap kita ketika berdiskusi dalam suatu kelompok dan bagaimana reaksi kita ketika dihadapkan dalam suatu tekanan.
Oh ya, dalam seleksi yang ketiga ini kita dibagi menjadi kelompok-kelompok yang terdiri dari 4-7 orang. Waktu itu aku dapet kelompok yang nyenegin. Ada si Putri juga. Dia anak hoshiZora dari Wonosari.
Tes Pertama
Pada tes yang pertama, kelompok kita akan digabungin ama salah satu kelompok lain, jadinya bakal ada sekitar 10-an orang gitu. Kita dibawa ke suatu ruangan yang isinya… wuih, banyak orang. Ada kursi berjejeran dan kita disuruh duduk di sana berurutan sesuai nomor peserta. Moderatorpun ngomong dan menjelaskan aturan mainnya. Jadi, kita disuruh berdiskusi dalam waktu 30 menit dengan suara yang lantang, tentang tema yang bakal diberi tahu oleh juri. Temanya beda-beda setiap giliran. Kelompokku dapet tema tentang masalah terbesar yang dihadapi Indonesia dan apa solusi yang bisa dilakukan oleh generasi muda. Awalnya hanya ada beberapa orang yang mendominasi diskusi, namun lama kelamaan semuanya ikut andil dan akhirnya setiap orang dapet jatah ngomong deh. Aku agak nyesel hanya sempat ngomong dua kali, soalnya yang lain ngomong terus sih. Yah namanya juga kompetisi. Tapi menurutku, berhubung semuanya angkat suara atas dasar ‘kompetisi’, diskusi yang kelompokku lakukan malah nggak fokus dan meluas kemana-mana. Setiap ada orang baru yang ngomong, pasti ganti topik, ganti orang lagi, ganti topik lagi. Bukannya musyawarah untuk mufakat tapi malah terkesan hanya berargumen saja tanpa ada link di setiap argumen. Jadi, saranku, buat temen-temen yang mau ikut AFS tahun depan, kalau ada tes seperti ini, usahakan kalau ngomong, nyambung dengan masalah yang sedang dibicarakan, singkat aja tapi padat dan ngena, jangan mendominasi tapi jangan juga cuman diem juga.
Tes Kedua
Pada tes yang kedua, kita kembali ke posisi kelompok yang awal, yaitu dengan formasi 4-7 orang. Kita disuruh membuat suatu menara dari kertas bekas dalam waktu 5 menit. Kelompokku pas itu kekurangan waktu (sedih banget) dan akhirnya dapet kritikan pedas dari jurinya. Misalnya kenapa kok belum jadi? Di kelompok kalian nggak ada leadernya ya? Pantesan nggak jadi. Nggak ada yang kontrol waktu. Yaa begitulah. Pertanyaan yang membuat kita serba salah.
Sehabis tes kedua, ada jeda istirahat yang juga diisi ama mbak-mas panitia dan returnee AFS. Mereka banyak cerita tentang pengalaman mereka pas AFS. Seru banget deh. Ada yang dari Jerman, Perancis, Italia, dan Amerika.
Tes ketiga
Oke, seleksi tahap ketiga pun selesai dan kita disuruh nunggu dua bulan lagi untuk pengumuman selanjutnya. Lama banget ya? Kata panitia AFS, seleksinya itu memang lama dan panjang. Bahkan katanya pengumuman fix kalau kita lolos seleksi nasional dan bakal berangkat atau nggak tuh pas kelas sebelas semester akhir. Satu tahun lagi dong…. Sedih banget…hehe…. Tapi tetep semangat! Ganbatte!!
written by ilham, 16 Juni 2012,
don’t forget, follow me @ilhamapik
hehe…. Makasih….