Hoshizora Foundation dan Komunitas Aranck Project Adakan Kegiatan Nobar bersama Anak-Anak Penerima Beasiswa se-DIY

Hoshizora Foundation

YOGYAKARTA – Hoshizora Foundation mengajak lebih dari 60 Adik Bintang (penerima program beasiswa Mimpi Anak Negeri) dari seluruh DIY untuk menonton film pendek karya anak bangsa, yaitu Komunitas “Aranck Project”. Kegiatan yang dilaksanakan pada Minggu (21/01) di Aula Pemda II Bantul ini merupakan bagian dari program kerja Divisi Komunikasi Hoshizora Foundation, yaitu program “community visit untuk mempertemukan para Adik Bintang dengan berbagai macam komunitas kreatif di Yogyakarta.

“Sebagai Kakak Bintang, saat pertama kali membaca surat dari Adik Bintang di website Hoshizora, saya terketuk ketika Adik Bintang bercerita bahwa ia menyukai media. Dari situ saya berpikir akan sangat menarik bila saya menayangkan film-film buatan saya sebagai medium belajar untuk ditonton anak-anak yang mungkin akses menontonnya belum banyak seperti di kota. Saya yakin dengan adanya pendampingan dari Hoshizora Foundation akan bisa membantu menumbuhkan mimpi-mimpi Adik Bintang dan memperkenalkan mereka pada profesi lain seperti sutradara, penulis naskah, dan banyak lainnya,” ujar Praditha Blifa, Kakak Bintang (donatur beasiswa) sekaligus salah satu founder di Komunitas Aranck Project saat diwawancarai oleh tim Hoshizora Foundation selepas acara.

Screening Film Karya Aranck Project

Rangkaian kegiatan ini terdiri dari tiga sesi utama, yaitu sesi screening film, bedah film dan diskusi, serta sesi fun games. Pada sesi pertama, Komunitas Aranck Project memutar tiga film pendek berjudul “Ibu Ora Sare”, “Kala Nanti” dan “Gumregan” yang diproduksi oleh komunitas ini. 

Adik Bintang di tengah sesi screening film karya Aranck Project (dok. Hoshizora Foundation)

Ibu Ora Sare besutan Gin Teguh yang meraih Grand Winner kategori Short Film Competition di ajang 16th Indonesian Film Festival Australia menjadi film pembuka sesi screening. Lalu, dilanjutkan film kedua berjudul “Kala Nanti” karya Praditha Blifa yang bercerita tentang dua sahabat tuna netra. Alur kisah dua film yang diputar pertama sukses menderai air mata dari penonton. Namun, sesi ini sukses diakhiri dengan gelak tawa dan tepuk tangan dari para Adik Bintang yang menyaksikan kocaknya tingkah laku tokoh Thole di film “Gumregan”.

Bedah Film Bersama Komunitas Aranck Project

Ketiga film pendek ini berhasil memukau para Adik Bintang dan memantik mereka berdiskusi di sesi bedah film. Kak Pradhita bersama dua rekan dari Aranck Project hadir di tengah panggung bercerita tentang behind the scene proses pembuatan ketiga film yang ditayangkan. Selain itu, Aranck Project juga menjawab beberapa pertanyaan yang dilemparkan oleh para Adik Bintang terkait pekerjaan di balik dunia perfilman. 

Sesi bedah film bersama komunitas Aranck Project (dok. Hoshizora Foundation)

“Jangan pernah takut dan harus terus mencoba walaupun mengalami kegagalan, karena saat ini industri film sedang berkembang di Indonesia dan peluang sangat besar, apalagi di Yogyakarta. Jadi, untuk Adik Bintang yang senang menulis atau ingin terjun ke dunia kreatif harus terus mencari kesempatan untuk mencoba hal-hal tersebut,” ujar Praditha memberikan pesan untuk para Adik Bintang.

Mengenal Lebih Dekat Film Aranck Project Lewat Games

Setelah menonton film dan berdiskusi bersama, kegiatan dilanjutkan dengan sesi fun games bertajuk Film Olympics. Para peserta dibagi menjadi 6 kelompok dan wajib menyelesaikan misi di tiga pos permainan. Ada pos tentang istilah-istilah di film hingga pos tebak karakter film melalui gerakan dan kata kunci.

Para Adik Bintang menebak karakter film melalui kata kunci yang diberikan (dok. Hoshizora Foundation)

Permainan-permainan ringan ini diharapkan menjadi penyemangat para Adik Bintang untuk mengenal lebih dekat tentang dunia perfilman dengan cara menyenangkan. Walaupun hanya berlangsung dengan singkat, namun permainan ini membuat para peserta bisa saling menunjukkan sisi kompetitifnya masing-masing.

“Senang sekali bisa menambah ilmu dan bekal persiapan PKL dan di jurusanku sendiri, yaitu DKV. Aku semakin mantap mempersiapkan masa depan,” ujar Hanifah, Adik Bintang asal Bantul saat ditanyai mengenai kesan mengikuti acara ini.

Hoshizora Foundation berharap kegiatan “Nonton Film bareng Adik Bintang” mampu menjadi wadah bagi adik-adik penerima beasiswa di Hoshizora Foundation untuk belajar tentang dunia perfilman bersama para pegiat film di komunitas. Selain itu, kegiatan ini juga menjadi ajang silaturahmi untuk memperluas potensi kolaborasi dengan komunitas maupun pihak-pihak yang ingin turut serta mendukung pendidikan anak-anak Indonesia.

“Semoga Adik Bintang bisa mengambil nilai dari film ini dan bisa direfleksikan kembali ke dalam hidup mereka. Senang sekali bisa diberi kesempatan oleh Hoshizora Foundation untuk ikut dalam kegiatan community visit ini,” pungkas Praditha di akhir wawancara.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *